Hai Hai! Kali ini Silvi bakal
bagi cerita tentang kuliner yang dijual didalam kereta. Jadi aku nemuin makanan
ini-nemuin katanya- di Kereta Tawangjaya dari Semarang ke Jakarta, terus
minumnya aku beli di kereta Brantas jurusan Jakarta, ujungnya Surabaya sih,
tapi ya aku turun di Semarang. Tentunya dalam waktu yang berbeda yaaa. Kenapa
disampein semua? Aku tidak tahu apakah setiap kereta punya menu yang beda atau
berdasarkan classnya dia akan berbeda? Setiap arah jurusan mungkin beda
rasanya? Aku kurang tahu persis tentang itu. So, ini hanya sebagian kecil,
hanya secuil yang akan aku bagi, sisanya teman-teman silahkan coba sendiri
yahhh 😊
Makan siang 😊
Jadi berdasarkan kedua telinga
saya mendengar kakak-kakak pramugara menawarkan makanan, dia punya beberapa
jenis nasi, kalo nggak salah ingat sih -maklum guys, waktu TKP lagi males nulis
wkwkwk- ada nasi ayam, nasi geprek (ini aku tidak yakin sesungguhnya), dan
berbagai nasi goreng.
“Ada….. nasi goreng ayam, nasi
goreng tuna..” jelas si Kakak berkata saat saya memanggil.
Lalu mintalah aku nasi goreng
tuna, harganya 38.000 atau 32.000 gitu. Bersiap-siaplah diri ini menerima nasi
goreng tuna..! EITS saat si Kakak mencari, ternyata udah habis. Gagalah aku
mencoba nasi goreng tuna dan teman-teman gagal membaca reviewnya. Ehehe
Tapi tenang, si Kakak menawari
menu lain yang ada, ternyata ada nasi goreng rawon, dan berakhirlah sekotak
nasi goreng rawon hadir dalam pangkuan saya. Harganya lebih murah lagi, 30.000
atau 32.000 gitu. Emang takdir berkata saya harus hemat ^^
Penampakan Luar
Sejujurnya sebagai manusia yang
sedikit suka jual-jual makanan, aku ngefans banget saya packagingnya. Bentuknya
seperti gambar dibawah ini. Bentuknya seperti kotak bekal yang punya
bilik-bilik gitu dan aku suka sekali dengan bahannya. Dia kertas yang cukup
tebal dan kuat. Desain dan bahannya akan nyaman dan mudah untuk temen-temen
bawa kemana aja, pun diluar kereta api. Dan bahan ini juga sebatas yang saya
tahu diharapkan tidak seberbahaya bahan lain- ya you know what I mean guys. Dan
kerennya lagi, menurut saya ini keren, mereka sudah mematenkan desain kotak
makan ini.
Komponen
Nah untuk isi dari satu paket
menu nasi goreng rawon sendiri, temen-temen bisa lihat Digambar. Jadi dia punya
satu porsi nasi goreng sebagai main component nya tentu saja, warnanya agak
gelap karena bumbu rawon mungkin saja. Terus ada tauge segar, bawang goreng,
lalu telur asin dan emping, oh iya ada lalapannya timun. Nah didalam nasi
gorengnya nanti ada suwiran-suwiran daging yang akan menambah kesempurnaan dari
rawon, eaaa.
Rasa
Terkstur nasinya dia tidak
terlalu basah pun tidak terlalu terpisah semacam nasi goreng jawa atau nasi
buryani. Aroma rawonnya ada, tapi untuk rasa rawon hmm ya tetep lebih kuat
ketika kita makan rawon asli. Suwiran dagingnya cukup oke. Temen-temen si nasi,
mulai dari tauge, ikan asin, dan emping betul-betul punya peran untuk
memperkaya rasa dari nasi goreng ini. Jadi nasi gorengnya tidak terlalu
asin-aman insyaAllah buat yang darah tinggi wkwkwkwk- tapi ya itulah fungsi telur
asinnya disana. Sayangnya timun cuma dapet satu potong, kan nggak kerasa coyy,
padahal bagi pecinta acar di nasi goreng, dia sangat dibutuhkan. Menurut saya
cukup enak untuk makanan maskapai, tidak mengecewakan dengan saya membayar
segitu.
Tertarik untuk membeli lagi
nanti? Bisa iya, atau saya penasaran juga dengan menu yang lain.
MENU 2
Nah kalau tadi saya makan nasi
goreng rawon di kereta Tawangjaya, ketika naik KA Brantas aku memutuskan
menikmati secangkir cappuccino karena sudah makan dulu sebelumnya di stasiun.
Harganya kurang lebih 10.000 -beneran aku lupa antara 8000 atau 11.000 atau aku
salah?-
Untuk packagingnya, yaa standart
ketika temen-temen pesen minuman hangat di kedai kopi, dengan gelas kertasnya.
Untuk desain, aku tidak berani berkomentar, bagi saya seni merupakan sebuah
kebebasan-cie elah. Tapi ya dari gelasnya sudah bisa menggambarkan isinya.
Capcuss ke rasanya, nah ini.
Ketika meminumnya aku hanya terbayang rasa sebuah kopi instan kesukaan aku
dengan gula lebih. Menurut aku yang tidak terlalu suka kopi manis, jelas ini
kemanisan. Wajar sih, mereka pasti menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Tertarik beli lagi? Mungkin aku
akan pilih teh tawar atau pesan cappuccino lagi with less sugar. :D
Ini gambar waktu di Tawangjaya, tapi suasananya lebih cocok dengan Cappucino kan ya ^^ |
Kesimpulan
Simpulannya udah ada di menu masing-masing.
Sekian dulu cerita aku
See you ^^
Komentar
Posting Komentar